Read more: http://epg-studio.blogspot.com/2011/01/cara-membuat-menu-sentuh-pada-sidebar.html#ixzz1gFlmmkTg
Read more: http://epg-studio.blogspot.com/2010/09/menampilkan-sapaan-kunjungan-pertama.html#ixzz1gFmavhjU

Jumat, 18 November 2011

Tarung Derajat Masuk SEA GAMES 2011

Tarung derajat diusulkan masuk dalam cabang yang dipertandingkan pada SEA Games XXVII tahun 2013 di Myanmar.
Usulan itu disampaikan dalam rapat dewan SEA Games, yang dihadiri perwakilan negara-negara peserta di Palembang, Sabtu (12/11/2011).
Dalam paparan itu, beberapa petarung membagi pamflet berisi informasi singkat tentang tarung derajat. Selain itu, diputar pula film singkat tentang tarung derajat.
Ketua PB Kodrat Tatang Sugandi mengatakan, tarung derajat sudah masuk cabang ekshibisi pada SEA Games XXVI/2011. Sebanyak enam nomor dipertandingkan, yakni empat kelas tarung putra dan dua kelas tarung putri.
"Di SEA Games XXVII/2013 Myanmar, tarung derajat akan jadi nomor pertandingan resmi dengan 16 nomor pertandingan. Nomor pertarungan ada 13, dan nomor seni gerak ada tiga," ujarnya.
Dalam ekshibisi, delapan dari 11 negara peserta SEA Games XXVI/2011 ikut serta. Pada SEA Games XXVII/2013 diharapkan semua negara bisa ikut.

SENTAWA GERAK, BERTAHAN-MENYERANG-MEMETIKAN

Gerak dan jurus yang terdapat dalam seni olah raga beladiri Tarung Derajat merupakan pengembangan dari potensi yang dimiliki manusia, karena manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling sempurna.
Dasar dari gerakan dan jurus Tarung Derajat adalah refleks/naluri/insting, yang terkristalisasi melalui pengalaman. Refleks dan pengulangan, refleks bersenyawa dengan kreatifitas kemudian melalui proses terlatih, yaitu latihan dan latih tanding. Sesuai dengan latar belakang penciptaan, seluruh gerak dan jurus dalam Tarung Derajat terbentuk dalam kaidah praktis, efektif, realistis dan rasional.
Dalam pengembangan jurus, Tarung Derajat membentuk seluruh tubuh menjadi senjata, dan segala sesuatu yang terdapat di lingkungan sekitarnya adalah juga senjata. Semua ini membentuk Tarung Derajat menjadi suatu seni keperkasaan diri reaksi cepat yang mempelajari dan melatih teknik, taktik dan strategi pergerakan tangan, kaki, kepala, serta anggota tubuh lainnya secara praktis dan efektif dalam pola dan bentuk latihan bertahan-menyerang, dengan kemampuan otot, otak dan nurani. Lima unsur daya gerak khas dalam Tarung Derajat yaitu Kekuatan, Kecepatan, Ketepatan, Keberanian, dan Keuletan.
Seluruh gerakan merupakan senyawa teknik bertahan-menyerang-mematikan. Setiap gerakan dan jurus Tarung Derajat merupakan senyawa gerak reaksi dari suatu aksi. Posisi pertama atau posisi dasar adalah pertahanan dan ketahanan diri. Posisi bukan pertahanan pasif, tetapi sekaligus merupakan posisi dasar menyerang.

Definisi Tarung Derajat

Olahraga TARUNG DERAJAT merupakan Seni Ilmu Beladiri karya cipta seorang putra bangsa Indonesia , yaitu Guru Haji Achmad Dradjat atau yang lebih dikenal dengan nama julukan Aa Boxer.
Daya cipta Olahraga Tarung Derajat adalah merupakan reaksi dan refleksi berbagai tekanan yang menyentuh pada Otot, Otak dan Nurani, seperti tindak kekerasan fisik, penganiayaan, perkelahian, pemerasan, penghinaan dan penguasaan hidup oleh manusia yang tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
Dari renungan pengalaman itu, mencuat pemikiran, perasaan dan keyakinan bahwa pada setiap tindak kekerasan, penganiayaan, perkelahian serta ilmu pembelaan diri ada suatu tindak gerakan fisik yang serupa, yaitu memukul, menendang, menangkis, membanting, menghindar dlsb. Gerakan-gerakan tersebut sesungguhnya adalah hak alamiah yang dimiliki setiap manusia sebagai kelengkapan hidup bawaan lahir yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada segenap mahluk hidup ciptaannya, misalnya Naluri, Insting, dan Garizah (suatu dorongan kuat yang tidak disadari untuk berbuat sesuatu dalam mempertahankan diri atau bertahan hidup).
Fikiran, Rasa dan Keyakinan yang didasari oleh hikmah pengalaman diatas serta karena melekatnya hasil didikan Akhlak budi pekerti dan Ajaran Agama yang diterapkan kedua orang tua dan tertanam secara terpelihara sejak masa kecil (hal tersebut adalah merupakan IMAJINASI), membangkitkan Tekad semangat serta Keinginan keras untuk menciptakan pola serta bentuk olah fisik yang tersendiri, khususnya didalam mengolah gerakan-gerakan pukulan, tendangan, tangkisan, hindaran, bantingan, kuncian, dan gerak bertahan menyerang lainnya yang Praktis dan Efektif dalam Mempertahankan dan Menahan Diri, dengan mengembangkan gerak-gerak Reflek alamiah secara Realistis dan Rasional (hal itu disebut KREATIFITAS).
Semua itu dilatih secara Keras, Ulet dan Berdisiplin, dilaksanakan dengan terus menerus dan berkesinambungan, menegakkan aturan dan menjalani hukuman latihan yang dibuat sendiri secara Konsisten, Dinamis dan penuh rasa tanggung jawab dengan segala resiko dan konsekwensinya. Proses penempaan fisik-mental dan pengembangan pola gerak seluruh anggota badan dan bagian-bagiannya yang alamiah, pencarian tempat-tempat alami dan arena lainnya yang cocok guna menempa diri serta penggalian Teknik, Taktik dan Strategi serta metoda beladiri yang Akurat dan Bermanfaat, dilakukan dalam menghadapi dan mengatasi sekaligus menjawab tantangan hidup ditengah kerasnya arena kehidupan serta mampu membentengi diri dari perbuatan hidup yang tidak bertanggung jawab dan merusak tatanan kemanusiaan.
Hasil-hasil yang telah dikuasai secara bertahap namun pasti, dipraktekan dalam setiap kesempatan keseharian. Kemudian juga, diambil langkah-langkah tindakan strategis yang tersendiri dalam membandingkan dan mentandingkan dengan seni ilmu beladiri lain (itu adalah KEBERANIAN MORAL).
Seluruh rangkaian proses Penempaan diri itu diarahkan pada terciptanya suatu Seni Ilmu Olahraga Beladiri yang memiliki ciri khas dan kemandirian tersendiri yang realistis dan rasional, yaitu Ilmu Bela Diri Reaksi Cepat dengan garakan yang Praktis dan Efektif.
Imajinasi, Kreatifitas dan Keberanian Moral adalah merupakan modal utama dalam penyelenggaraan proses pembelajaran dan pemberlatihan Diri secara Mandiri (SORANGAN) atau disebut sebagai Konsep Pembinaan Moral dan Mental Guru Haji Achmad Dradjat (MORTAL GHADA), yaitu Lingkup kegiatan Penempaan Fisik dan Mental yang memanfaatkan daya gerak Otot, Otak serta Nurani dilakukan pada upaya menguasai dan menerapkan lima unsure daya gerak Moral Hidup, antara lain: Kekuatan, Kecepatan, Ketepatan, Keberanian dan Keuletan. Pada Sistem Pertahanan dan Ketahanan diri yang agresif dan dinamis dalam bentuk Pukulan, Tendangan, Kibasan, Hindaran, Bantingan, Kuncian, serta teknik, taktik, dan strategi bertahan menyerang lainnya yang Praktis dan Efektif bagi suatu pembelaan diri.
Tarung Derajat dilahirkan sebagai suatu Seni Ilmu Olahraga Beladiri yang berdiri sendiri secara mandiri dengan memiliki Aliran dan wadah tersendiri, tidak berafiliasi kepada aliran dan organisasi beladiri lainnya, baik yang telah ada di Indonesia maupun yang berada diluar Negara Indonesia. Tarung Derajat juga tidak mengadopsi dan bukan gabungan dari beladiri lain. Tarung Derajat muncul dipermukaan Kehidupan dengan asal usul, riwayat dan sumber tersendiri, yaitu: Digali dari Alam nan luas dengan segala aspek Kehidupannya, yang kemudian diangkat keatas permukaan kehidupan, sebagai hasil Pengalaman dan Renungan Hidup serta Perjuangan nan panjang ditengah kerasnya Kehidupan G.H.Achmad Dradjat alias Aa Boxer yang bersumber kepada Kebesaran dan Keagungan Tuhan Yang Maha Kuasa, sebagai satu-satunya unsure pokok dalam membentuk Jati Diri Manusia dan jati diri sesuatu hal lainnya sesuai dengan kehendakNYA.
Keseluruhan proses itu, membentuk Tarung Derajat menjadi Seni Ilmu Olahraga Beladiri yang memiliki ciri khas dan kemandirian tersendiri yang Realistis dan Rasional, yaitu Sistem Pertahanan dan Ketahanan Diri Reaksi Cepat dengan gerakan Praktis dan Efetif. Keutuhan daripada Teknik, Taktik dan Strategi Pembelaan Diri karya cipta G.H.Achmad Dradjat ini mengkristal sebagai suatu “Seni Keperkasaan Moral dan Mental Manusia yang Berhakekat Manusia”. Tarung Derajat memanfaatkan senyawa daya gerak: Otot (alat untuk menggerakan anggota tubuh dan bagian-bagiannya), Otak (alat untuk berfikir), serta Nurani (alat untuk berperasaan), untuk digunakan terutama pada upaya pemeliharaan Keselamatan dan Kesehatan Hidup, seperti Menghindari tindak kekerasan yang tidak bermoral dan tidak pergaulan umum serta mencegah dan memulihkan penyakit Fisik dan Mental yang menumbuhkan kerusakan pada tatanan Kehidupan diatas muka bumi.